Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Istisqo ataukah Istighfar?

http://www.friendskorner.com/forum/photopost/data/500/LailahaIllAllah.jpg
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’,” (QS Ibrahim:7)

Dahulu ketika udara masih bebas kita hirup, masih terasa aroma khas udara segar itu, mungkin kebanyakan kita hanya menikmati tanpa berpikir bahwa udara segar itu adalah nikmat yang luar biasa.

Dahulu ketika udara masih begitu segar dihirup, kita seakan lupa bahwa kalau Allah menghendaki, udara itu dapat bertukar busuk, bau atau malah beracun bagi tubuh kita.

Dahulu ketika udara masih kita hirup tanpa perlu berpikir memakai pelindung apapun, tanpa perlu membeli dari tabung-tabung oksigen itu, kita seakan acuh saja, seakan itu sudah kewajiban Tuhan kepada hambaNya.

Padahal tidak ada kewajiban Tuhan terhadap makhlukNya.

Sungguh tidak ada maksud memberikan justifikasi warga Riau itu berdosa, tidak bersyukur dan segala macamnya. Sungguh tidak ada sama sekali.

Tulisan ini sebagai renungan bersama, betapa berharganya udara yang sering sekali kita sepelekan selama ini.

Asap yang kini mengepung hampir seluruh pemukiman warga telah memberikan kita kesadaran bahwa udara ini berharga.

Menurut data dari lembaga kesehatan yang dipublikasikan di media, udara di Riau sudah berbahaya untuk dihirup. Dan kandungan oksigen yang mampu diserap tubuh hanya sekitar 5 % saja.

Oleh karena itu, solusi yang diharapkan hanya satu, yaitu HUJAN.

Namun apa dikata ? Hujan pun tak kunjung datang membasahi bumi Lancang Kuning tersebut. Seolah langit enggan menuangkan rahmat di atas bumi yang telah kering dan panas.

Sempat saya membaca informasi yang baik untuk mengundang hujan secara ilmu pengetahuan, yaitu membantu kristalisasi butir hujan dengan menjemur air bercampur garam. Ini usaha yang baik sekali.

Oleh karena nya, saya pun ingin menyumbangkan apa yang menjadi kemampuan saya yaitu tulisan mengenai permohonan kita meminta hujan rahmat kepada Sang Maha Kuasa.

Istisqo adalah salah satunya, tetapi itu saya serahkan pembahasannya kepada para ulama dan umara di Riau untuk melaksanakannya.

Saya dengan rendah hati mengajak kita mencermati inti dari istisqo yang sesungguhnya.

Menurut para ulama, istisqo berarti permohonan diturunkannya hujan dengan shalat, khutbah, disertai pujian dan istigfar.

Bahkan mazhab Imam Hanafi berpendapat bahwa takbir shalatnya digantikan dengan istigfar. Kita tidak membahas khilafiyah nya disini, namun ambil poin nya, mengapa “istigfar” ?

Lalu menjelang pelaksanaan shalat istisqo para pemimpin menganjurkan warga untuk memperbanyak istigfar dan taubat. Memperbanyak amal kebaikan dan memenuhi hak-hak yang masih belum ditunaikan.

Dianjurkan pula masyarakat untuk berpuasa tiga hari secara berturut-turut. Lalu keluar dengan pakaian yang tidak bermegah-megah apalagi mewah.

Mengapa dianjurkan demikian adanya?

Karena menurut para ulama, kemaksiatan, dosa dan ketidaksyukuran kita bisa jadi sebab ditundanya rahmat yang begitu banyak dari langit. Dan istisqo adalah bentuk penyesalan terhadap kesalahan dan dosa sosial kita.

Tidak perlu saling menuduh apalagi menyalahkan, mari kita berkaca sendiri, dosa apa yang masih konsisten kita lakukan?

Bagi para pemimpin, amanah apa yang masih dikhianati?
Bagi para ulama, syubhat apa yang masih dinikmati?
Bagi para pedagang, kecurangan apa yang masih dilakukan?
Bagi para ayah, kesucian pernikahan dan keluarga yang mana yang masih diabaikan?
Bagi para istri, ketidaktaatan mana yang masih menyakiti hati suami?
Bagi anak-anak, kedurhakaan mana yang belum kalian mohonkan kemaafannya?
Bagi orang-orang beriman, kesyirikan mana yang masih bertahta disamping Allah?
Bagi orang-orang islam, rukun Islam yang mana yang masih istiqomah ditinggalkan?

Mari kembalikan fitrah kita sebagai hambaNya.

Mari jadikan bencana ini jalan untuk semakin dekat kepadaNya.

Semoga setelah kita menyadari bahwa bisa jadi ini adalah karena dosa kita lalu kita bertaubat kepadaNya, hujan penuh rahmat pun turun membasahi lalu menyapu asap yang telah banyak mengganggu kehidupan kita semua.

Allahumma Aamiin….