Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Malaikat Jibril

Dari Umar bin Khattab berkata:
“Tatkala kami tengah duduk-duduk di sisi Rasulullah S.A.W, lalu datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan, dan tidak ada seorang pun dari kami yang mengenalnya. Hingga dia mendatangi Nabi S.A.W lalu menyandarkan lututnya pada lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya pada paha beliau,
- Kemudian dia bertanya, “Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam?” Rasulullah S.A.W menjawab, “Kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah jika kamu mampu bepergian kepadanya.” Dia berkata, “Kamu benar,” Umar berkata, “Maka kami kaget terhadapnya, karena dia yang bertanya tapi dia juga yang membenarkannya.”
- Dia bertanya lagi, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman?” Beliau menjawab, “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk,” dia berkata, “Kamu benar.”
- Dia bertanya, “Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan?” Beliau menjawab, “Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya maka yakinlah sesungguhnya Dia melihatmu.”
- Dia bertanya lagi, “Kabarkan kepadaku kapan hari (kiamat) itu?” Beliau menjawab, “Tidaklah orang yang ditanya itu (saya) lebih mengetahui daripada orang yang bertanya (kamu).” Dia bertanya, “Kalau begitu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya?” Beliau menjawab, “Apabila seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan kamu melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, namun bermegah-megahan dalam membangun bangunan.”

Kemudian setelah itu dia beranjak pergi, dan aku tidak bertanya kepada Nabi tentang itu selama beberapa saat. Tidak berselang lama kemudian beliau bersabda, “Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa penanya tersebut?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Itu tadi adalah jibril, dia mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian.”
HR. Muslim no.8

SAKARATUL MAUT ORANG-ORANGYANG BERTAQWA

Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Allahumma Amin.

SAKARATUL MAUT ORANG-ORANG DZALIM

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang dzalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)
"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang dzalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir di tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik!“ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang dzalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!

DAHSYATNYA RASA SAKIT SAAT SAKARATUL MAUT

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia,” kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku!”

Sabda Rasulullah SAW: “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Tuduhan orang Yahudi terhadap Nabi Sulaiman a.s.

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan[1] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[2] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[3]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. [QS 2 Al Baqarah102-103]

[1]. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[2]. Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.

[3]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi berkata: "Lihatlah Muhammad yang mencampur-baurkan antara haq dengan bathil, yaitu menerangkan Sulaiman (Nabi) digolongkan pada kelompok nabi-nabi, padahal ia seorang ahli sihir yang mengendarai angin." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 102) yang menegaskan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan daripada iman kepada Allah SWT. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr bin Hausyab.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada Nabi SAW beberapa kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan mengenai isi Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika itu mereka menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan sebagai bantahan terhadap mereka. Mereka berkata dengan sesamanya: "Orang ini lebih mengetahui daripada kita tentang apa yang diturunkan kepada kita." Di antara masalah yang ditanyakan kepada Nabi SAW ialah tentang sihir. Dan mereka berbantah-bantahanlah dengan Rasulullah tentang hal itu. Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 102) berkenaan dengan peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil-'Aliah.)

Kisah Nabi Nuh dengan Kaumnya

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih", Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu[1] sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui."  [QS 7 Nuh 1-4]

[1]. Maksudnya: memanjangkan umurmu.

Kekejian Berzina

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[1]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki[2] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[3] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu[4]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [QS 4 An Nisaa': 23-24]

[1]. Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. Dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. Sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya. 

[2]. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.

[3]. Ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23 dan 24.

[4]. Ialah: menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah ditetapkan. 

KEUTAMAAN BASMALAH

Apabila kita hendak memulai sesuatu pekerjaan yang menuju kepada kebajikan, maka hendaklah selalu dimulai dengan membaca : “bismillahirrahmanirrohim” agar pekerjaan yang kita kerjakan itu mendapat berkah dan rahmat dari allah swt.
Inilah 9 khasiat bacaan basmalah..
1. Agar aman dari gangguan syetan.
 Caranya:
Bacalah “bismilahirrohmanirrohim” sebanyak 21 kali menjelang tidur. Setelah membaca janganlah berkata sepatah kata pun sampai terlelap tidur. Insyaallah akan aman dan selamat dari gangguan syetan pada malam itu, aman dari pencurian, aman dan tehindar dari mati mendadak, terhindar dari bencana. Hendaklah amalan ini dilakukan setiap menjelang malam sebelum tidur.
2. Untuk menghindarkan sesuatu yang dibenci.
 Caranya:
Tulislah “bismillahirrohmanirrohim” sebanyak 113 kali pada kertas atau apa saja yang dapat ditulisi pada waktu permulaan bulan muharram (bulan Asyura tanggal 1). Kemudian tulisan tersebut bawalah kemana saja pergi, insyaallah orang yang selalu membawa tulisan tersebut akan selalu selamat dan terhindar dari segala perkara dan urusan.
3. Untuk melariskan dagangan.
 Caranya:
Bacalah “bismillahirrohmanirrohim” sebnyak 786 kali setiap hari selama 7 hari berturut-turut. Ketika mulai membaca basmalah hendaklah disertai dengan niat agar daganganya menjadi laris. Insyaallah setelah habis masa 7 hari daganganya akan menjadi laris, walau dimulai sedikit demi sedikit.
4. Untuk memberi kewibawaan yang besar.
Caranya:
Tulislah “bismillahirrohmanirrohim” sebanyak 600 kali dengan tulisan arab pada kertas atau kain, kemudian bawalah tulisan tersebut kemana saja pergi, insyaallah orang yang membawanya akan mendapat kewibawaan besar, dan tak seorang pun bisa mencelakainya.
5. Untuk menundukkan orang dlolim.
Caranya:
Bacalah “bismillahirrohmanirrohim” sebanyak 50 kali dihadapan orang dlolim yang sedang dihadapi , dan percayalah kepada kemampuan diri sendiri. Insyaallah orang dlolim itu akan merasa rendah diri dihadapan kita, dan seandainya orang dlolim tersebut bermaksud jahat, maka dengan bacaan tadi akan hilangnya maksud jahatnya.
6. Untuk membangkitakan rasa mahabbah (kecintaan).
Caranya:
Ambilah air kemudian bacakan pada air tersebut dengan “bismillahirrohmanirrohim” sebanyak 786 kali. Kemudian minumkanlah air tersebut kepada orang yang dimaksud, insyaallah rasa kebencian yang ada padanya akan hilang dan berganti rasa kecintaan yang mendalam. Namun ini janganlah digunakan untuk kemaksiatan, gunakan demi kebaikan.
7. Untuk penyembuhan segala penyakit
Caranya:
Bacakanlah “bismillahirrohmanirrohim” pada penyakit tersebut sebanyak 100 kali selama 3 hari berturut-turut, insyaallah penyakit itu akan sirna dan sembuh. Namun jangan lupa hendaklah berikhtiyar berobat kedokter, dan apabila belum berhasil lakukanlah ikhtiyar seperti diatas.
8. Untuk mencerdaskan akal.
Caranya:
Bacakanlah “Bismillahirrohmanirrohim” sebanyak 786 kali pada air, kemudian air tersebut minumkanlah kepada yang otaknya bebal selama 7 hari berturut-turut. Waktu meminumkan ialah disaat matahari sedang terbit. Insyaallah dengan cara ini akan dapat membantu mencerdaskan otaknya. Tentu saja perubahanya tidak sekaligus, dan usahakanlah secara berkali-kali dan disertai dengan bimbingan lahir.
9. Untuk menyuburkan tanah/sawah.
Caranya:
Tulislah “bismillahirrohmanirrohim” sebanyak 101 kali pada kertas atau apa saja, kemudian masukkanlah kedalam botol atau lainya agar tulisan tersebut tidak rusak. Kemudian tanamlah tulisan tersebut kedalam tanah yang sekiranya terjaga dari injakan kaki disekitar sawah atau kebun tersebut, Insyaallah tanaman dalam sawah atau kebun tersebut akan menjadi subur, terhindar dari hama dan hasilnya akan membawa berkah yang besar.
Itulah 9 khasiat bacaan basmalah.