كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلُ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلُ لاَ
يَصُوْمُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ
اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامً
مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ
“Adalah
Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam berpuasa hingga kami
berkata bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata
bahwa beliau tidak akan/pernah berpuasa, maka saya tidak pernah melihat
Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam menyempurnakan puasa
sebulan selain bulan Ramadhan dan tidaklah saya melihat paling banyaknya beliau
berpuasa di bulan Sya’ban.”
Takhrijul
Hadits
Dikeluarkan
oleh Al-Bukhâry no. 1969, Muslim no. 1156, Abu Dâud no. 2434, An-Nasâ’i 4/151
dan Ibnu Majah no. 1710 dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ.
Fiqih
Hadits
Hadits
di atas, menunjukkan bahwa Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa
sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan,
sebab hal tersebut merupakan puasa wajib terhadap kaum muslimin. Adapun puasa
sunnah maka kebanyakan puasa beliau adalah pada bulan Sya’ban.