Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul[1]. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh
kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka
ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [QS 3 Ali 'Imran 144]
[1]. Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. ialah seorang
manusia yang diangkat Allah menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya telah wafat.
Ada yang wafat karena terbunuh ada pula yang karena sakit biasa. Karena itu Nabi
Muhammad s.a.w. juga akan wafat seperti halnya rasul-rasul yang terdahulu itu.
Di waktu berkecamuknya perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi Muhammad s.a.w.
mati terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga ada yang bermaksud
meminta perlindungan kepada Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu
orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi
tentulah dia tidak akan mati terbunuh. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk
menenteramkan hati kaum muslimin dan membantah kata-kata orang-orang munafik
itu. (Sahih Bukhari bab Jihad). Abu Bakar r.a. mengemukakan ayat ini di mana
terjadi pula kegelisahan di kalangan para sahabat di hari wafatnya Nabi Muhammad
s.a.w. untuk menenteramkan Umar Ibnul Khaththab r.a. dan sahabat-sahabat yang
tidak percaya tentang kewafatan Nabi itu. (Sahih Bukhari bab Ketakwaan Sahabat).